Faktor Kebugaran Jasmani

 Faktor Kebugaran Jasmani

 

10 Unsur / Komponen Kebugaran Jasmani

Komponen kebugaran jasmani secara garis besar dibagi menjadi 2 yakni:

- kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan (meliputi : kecepatan, daya ledak otot, ketangkasan, keseimbangan dan koordinasi).

- kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (meliputi : kekuatan otot, daya tahan otot, kelenturan, daya tahan kardiorespirasi, dan komposisi tubuh). Hal ini dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain umur, jenis kelamin, genetik, ras, aktivitas fisik termasuk latihan dan kadar hemoglobin.

Menurut Yusnul Hairy (2001: 1.19) kebugaran jasmani tergantung pada dua komponen dasar, yakni:

a. Kesegaran Organik (Organic Fitnes)

Kesegaran organik yaitu sifat-sifat khusus yang harus dimiliki berdasarkan garis keturunan yang diwarisi oleh kedua orangtuanya atau bahkan generasi sebelumnya dan dipengaruhi oleh umur dan mungkin oleh keadaan sakit atau kecelakaan. Keadaan yang berhubungan dengan kesegaran organik sebenarnya bersifat statis dan sulit atau bahkan tidak mungkin utuk diubah.Tingkat kesegaran jasmani organik menentukan potensi-potensi kebugaran jasmani secara keseluruhan.

b. Kesegaran Dinamik (Dynamic Fitness)

Kesegaran dinamik variabelnya lebih banyak. Kesegaran jasmani dapat dikembangkan/ditingkatkan dengan melakukan aktivitas fisik.Struktur dan sifat-sifat biologis yang mengalami peningkatan apabila melakukan suatu pelatihan fisik yang sesuai.

Menurut (Sajoto, 1988: 10) Komponen kesegaran jasmani terdiri dari beberapa unsur, antara lain: 

(1). Kekuatan (strenght), 

(2) daya tahan (endurance), 

(3) daya ledak (explosive power), 

(4) kelentukan (flexibility), 

(5) kecepatan (speed), 

(6) kelincahan (agility), 

(7) koordinasi (coordination), 

(8) keseimbangan, 

(9) ketepatan (accuracy), 

(10) reaksi (reaktion time).

1. Kekuatan

Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (M. Sajoto, 1995:8). Kekuatan adalah kemampuan untuk membangkitkan ketegangan otot terhadap suatu keadaan (Garuda Mas, 2000 : 90). Kekuatan memegang peranan yang penting, karena kekuatan adalah daya penggerak setiap aktivitas dan merupakan persyaratan untuk meningkatkan prestasi. Dalam permainan sepak bola, kekuatan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan permaian seseorang dalam bermain. Karena dengan kekuatan seorang pemain akan dapat merebut atau melindungi bola dengan baik (selain ditunjang dengan faktor teknik bermain yang baik). Selain itu, dengan memiliki kekuatan yang baik dalam sepak bola, pemain dapat melakukan tendangan keras dalam usaha untuk mengumpan daerah kepada teman maupun untuk mencetak gol.

Cedera yang di akibatkan kekuatan adalah disaat otot di gunakan melebihi ambang batas kekutan yang dimiliki otot seseorang,cedera biasa terjadi karena seseorang melakukan angkatan beban melebihi ambang batas kemampuan yang dimilikinya, resiko terjadinya cedera itu sangat tinggi. Cedera yang paling ringan yang didapatkan adalah keseleo pada organ tubuh terutama tangan, dan juga bisa menyebabkan patah tuang karena terlalu memaksakan diri.

2. Daya Tahan ( Endurance )

Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu (M. Sajoto, 1995:8). Daya tahan adalah kemampun untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama, dan setelah berlatih dalam jangka waktu lama tidak mengalami kelelahan yang berlebihan (Garuda Mas, 2000 : 89). Permainan sepak bola merupakan salah satu permainan yang membutuhkan daya tahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Daya tahan penting dalam permainan sepak bola sebab dalam jangka waktu 90 menit bahkan lebih, seorang pemain melakukan kegiatan fisik yang terus menerus dengan berbagai bentuk gerakan seperti berlari, melompat, meluncur (sliding), body charge dan sebagainya yang jelas memerlukan daya tahan yang tinggi.

Cedera yang diakibatkan karena daya tahan bisa terjadi apabila apabila otot di gunakan secara terus menerus dan melebihi ambang batas kemampuan yang dimiliki, Cedera yang dapat kita alami apabila kurangnya daya tahan pada otot adalah : Kram Otot (Kejang Otot), Otot & Sendi Terkilir, Leher Kaku, Sakit Pinggang.

3. Daya Ledak Otot ( Muscular Power )

Daya otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerjakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M. Sajoto, 1995:8). Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal-hal tersebut akan mempengaruhi daya otot. Jadi daya otot adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja fisik secara tiba-tiba. 

Dalam permainan sepak bola diperlukan gerakan yang dilakukan secara tiba-tiba misalnya gerakan yang dilakukan pada saat merebut bola. Pemakaian daya otot ini dilakukan dengan tenaga maksimal dalam waktu singkat dan pendek. Orang yang sering melakukan aktifitas fisik membuat daya ototnya menjadi baik. Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot dan kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal tersebut akan mempengaruhi daya otot.

Cedera yang dapat disebabkan oleh daya ledak otot ini adalah pengaruh yang diberikan oleh kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot yang di paksakan untuk menggunakan kekuatan maksimum sehingga kontraksi otot melakukan mekanisme kerja secara tiba-tiba yang dapat mengejutkan otot, dan dapat mengakibatkan kaku dan kejang pada otot.

4. Kelentukan (Fleksibility)

Daya lentur atau kelentukan adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan pengukuran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh permukaan tubuh (M. Sajoto, 1995:9). Kelentukan menyatakan kemungkinan gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh suatu persendian. Jadi meliputi hubungan antara tubuh persendian umumnya tiap persendian mempunyai kemungkinan gerak tertentu sebagai akibat struktur anatominya. 

Gerak yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari adalah fleksi batang tubuh tetapi kelentukan yang baik pada tempat tersebut belum tentu di tempat lain pula demikian (Dangsina Moeloek, 1984 : 9). Dengan demikian kelentukan berarti bahwa tubuh dapat melakukan gerakan secara bebas. Tubuh yang baik harus memiliki kelentukan yang baik pula. Hal ini dapat dicapai dengan latihan jasmani terutama untuk penguluran dan kelentukan. 

Faktor yang mempengaruhi kelentukan adalah usia dan aktifitas fisik pada usia lanjut kelentukan berkurang akibat menurunnya aktifitas otot sebagai akibat berkurang latihan (aktifitas fisik). Sepak bola memerlukan unsur fleksibility, ini dimaksudkan agar pemain dapat mengolah bola, melakukan gerak tipu, sliding tackle serta mengubah arah dalam berlari.

Cedera yang di akibatkan karena kelentukan adalah otot yang tidak dapat meningkatkan mobilitas pada pelaksanaan gerakan dan tidak dapan menyesuaikan gerakan menyebabkan otot kaku dan pegal karena ketidak siapan otot untuk melakukan gerakan yang membutuhkan kelentukan yang baik akibta tidak terbiasa dan tidak melakukan peregangan yang maksimal.

5. Kecepatan (Speed)

Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M.Sajoto, 1995:8). Oleh karena itu seseorang yang mempunyai kecepatan tinggi dapat melakukan suatu gerakan yang singkat atau dalam waktu yang pendek setelah menerima rangsang. Kecepatan disini dapat didefinisikan sebagai laju gerak berlaku untuk tubuh secara keseluruhan atau bagian tubuh. Faktor yang mempengaruhi kecepatan, antara lain adalah : kelentukan, tipe tubuh, usia, jenis kelamin (Dangsina Moeloek, 1984 : 7-8). 

Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkatsingkatnya.

Kecepatan juga merupakan salah satu faktor yang menetukan kemampuan seseorang dalam bermain sepak bola. Pemain yang memiliki kecepatan akan dapat dengan cepat menggiring bola ke daerah lawan dan akan mempermudah pula dalam mencetak gol ke gawang lawan, selain itu kecepatan juga diperlukan dalam usaha pemain mengejar bola.

Cedera yang di akibatkan kecepatan adalah tidak teraturnya frekuensi, jarak dan intensitas gerakan yang dilakukan dengan memaksakan kemampuan yang dia miliki, dapat menyebabkan cedera seperti nyeri dan sakit pada otot akibat dari kerja otot yang paksa dapat mengakibatkan keram otot , hal ini terjadi ketika mekanisme saraf yang seharusnya menghambat kontraksi otot menjadi tertekan.

6.    Kelincahan (Agility)

Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu, seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik (M. Sajoto, 1995:9). Sedangkan menurut Dangsina Moeloek (1984 : 8) menggunakan istilah ketangkasan. Ketangkasan adalah kemampuan merubah secara tepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Kelincahan seseorang dipengaruhi oleh usia, tipe tubuh, jenis kelamin, berat badan, kelentukan (Dangsina Moeloek, 1984 : 9). 

Dari kedua pendapat tersebut terdapat pengertian yang menitik beratkan pada kemampuan untuk merubah arah posisi tubuh tertentu. Kelincahan sering dapat kita amati dalam situasi permainan sepak bola, misalnya seorang pemain yang tergelincir dan jatuh di lapangan, namun masih dapat menguasai bola dan mengoperkan bola tersebut dengan tepat kepada temannya. Dan sebaliknya, seorang pemain yang kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak saja tidak mampu menguasai bola, namun kemungkinan justru mengalami cedera karena jatuh.

Cedera yang di akibatkan kelincahan Ada bebarapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang cedera jika melakukan gerakan yang membutuhkan kelincahan, salah satu faktor yaitu usia, seseorang yang memiliki usia senja otot yang ia miliki sudah tidak mampu melakukan gerakan secara maksimal, karena mekanisme kerja otot yang sudah tidak terbiasa dan tidak mampu bergerak secara cepat dan lincah yang dapat menyebabkan keram otot dan sakut pada persendian.

7. Koordinasi

Kordinasi adalah kemampuan seseorang dalam melakukan dua gerakkan  atau lebih secara bersamaan, hal ini sesuai dengan pendapat ahli, sebagai berikut:

Koordinasi adalah kemampuan kemampuan seseorang untuk mengintegrasi-kan bermacam-macam gerakan yang berbeda dalam pola getakan tunggal secara efektif (Sajoto, 1988: 43).

Ismaryati (1993, 53) kelincahan didefinisikan sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan saling pengaruh di antara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja yang ditunjukkan sebagai tingkat keterampilan.

Cedera yang di akibatkan karena kordinasi adalah disaat seseorang tidak memiliki kemampuan dalam mensugesti otaknya untuk melakukan dua atau lebih geakan secara bersamaan maka orang tersebuat akan merasakan kaku pada sendi maupun kram pada sendi, ini biasa terjadi paa olahraga renang. 

 

8. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot (M. Sajoto, 1995:9). Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang pada saat melakukan gerakan tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indera penglihatan, kanalis semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada otot. Diperlukan tidak hanya pada olah raga tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari (Dangsina Moeloek, 1984 : 10).

Keseimbangan ini penting dalam kehidupan maupun olah raga untuk itu penting dimana tanpa keseimbangan orang tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik. Seorang pemain sepak bola apabila memiliki keseimbangan yang baik, maka pemain itu akan dapat mempertahankan tubuhnya pada waktu menguasai bola. Apabila keseimbangannya baik maka pemain tersebut tidak akan mudah jatuh dalam perebutan bola maupun dalam melakukan body contact terhadap pemain lawan.

Cedera yang di akibatkan karena keseimbangan adalah di saat seseorang melakukan lompatan, dan di saat melakukan pendaratan ia tidak memiliki keseimbangan maka akan menyebabkan salah jatuh dan keseleo, bahkan tubuhnya akan terhempas langsung ke tanah.

9.    Ketepatan (Accuracy)

Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu sasaran, sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bidang tubuh (M. Sajoto, 1995:9). Dengan latihan atau aktivitas olahraga yang menuju tingkat kesegaran jasmani maka ketepatan dari kerja tubuh untuk mengontrol suatu gerakan tersebut menjadi efektif dan tujuan tercapai dengan baik. Ketepatan dalam sepak bola merupakan usaha yang dilakukan seorang pemain untuk dapat mengoperkan bola secara tepat pada teman, selain itu juga dapat melakukan shooting ke arah gawang secara tepat untuk mencetak gol.

Cedera yang dapat disebabkan oleh ketepatan adalah disaat seseorang tidak memiliki konsentrasi yang baik dan tidak mampu fokus terhadap sasaran atau tujuan yang akan di tuju akan mengakibatkan otak bekerja lebih berat dalam menyiapkan pengatuan syaraf dan indera untuk penguasaan teknik dalam menggerakan gerakan yang menyebabkan proses otak lambat sehingga menyebabkan pusing.

10.    Reaksi (Reaction)

Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau rasa lainnya. Status kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian bentuk tes kemampuan (M. Sajoto, 1995:10). Reaksi dapat dibedakan menjadi tiga macam tingkatan yaitu reaksi terhadap rangsangan pandang, reaksi terhadap pendengaran dan reaksi terhadap rasa.

Seorang pemain sepak bola harus mempunyai reaksi yang baik, hal ini dimaksudkan agar pemain mampu untuk bergerak dengan cepat dalam mengolah bola. Biasnya reaksi sangat di butuhkan oleh seorang penjaga gawang untuk menghalau bola dari serangan lawan, akan tetapi semua pemain dituntut juga harus mempunyai reaksi yang baik pula.

Cedera yang ditimbulkan karena kecepatan reaksi adalah di saat kita terkena panas atau sulutan api, apabila kita tidak memiliki kecepatan reaksi maka organ tubuh kita akan merasakan panas yang berlebihan, contoh lain adalah disaat bola mengarah ke wajah penjaga gawang,dan penjaga gawang tersebut tidak memiliki kecepatan reaksi maka bola tersebut akan mengenai wajah penjaga gawan dan dapat menyebabkan pendarahan pada hidung nya, bahkan bisa menyebabkan patah pada tulang hidung sang penjaga gawang.

 

Faktor Kondisi Psikologi

1. Pengertian Kondisi Psikologis

Kondisi yaitu persyaratan atau keadaan (Poermadarmita, 1976 : 519). Psikologis berawal dari kata psikologi, menurut Yusuf (dalam sumber, terlampir) Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks.

Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang lebih baik dari sebelumnya. maka dapat disimpulkan maksud dari kondisi psikologis disini yaitu kondisi kejiwaan atlet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi psikologis yaitu kondisi kejiwaan atlet, dalam hal ini nampak dalam perilaku atlet sebelum, sesaat dan setelah bertanding.

 

Psikologi Olahraga menurut para ahli sebagai berikut :

Psikologi olahraga merupakan bidang dalam psikologi yang memanfaatkan prinsip, konsep, fakta, dan metode psikologi dan menerapkannya dalam aspek-aspek aktivitas olahraga seperti aspek belajar, keterampilan, penampilan, pelatihan, dan pengembangan. (Bucher dalam Apruebo, 2005)

a. Psikologi olahraga adalah ilmu yang mempelajari tentang faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi partisipasi dalam olahraga dan latihan serta pengaruh-pengaruh psikologis yang diperoleh dari partisipasi olahraga tersebut. (Williams dan Straub, 1993)

b. Psikologi olahraga adalah studi ilmiah tentang individu dan perilakunya dalam olahraga dan latihan. (Gould dan Weinberg, 1995)

c. Psikologi olahraga adalah sebuah bidang kajian yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam setting olahraga. (Kontos dan Feltz, 2008)

d. Psikologi olahraga adalah sebuah bidang kajian yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam setting olahraga, baik penampilan individual maupun tim, ditandai oleh sejumlah interaksi dengan individu lain dan situasi-situasi eksternal yang menstimulasinya. (Singer, 1980; Sudibyo, 1989)

Jadi psikologi olahraga secara umum adalah :

Ilmu yang mempelajari kejiwaan dan tingkah laku para pelaku olahraga baik atlet, official, pelatih, dan juga suporter. Dan memahami aspek-aspek psikologi melalui olahraga.

 

2. Aspek-aspek Psikologis yang Berperan dalam Olahraga

Pengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada saat atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan.

 

1.Berpikir Positif

Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan sesuatu ke arah  positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal utama untuk dapat memiliki ketrampilan psikologis atau mental yang tangguh.

2. Motivasi

Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan sesuatu.

Ditinjau dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan pertandingan.

3. Emosi

Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang, sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiri.

4. Kecemasan dan Ketegangan

Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain, dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan-kecemasan tersebut membuat atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan maka dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu, telah banyak diketahui berbagai teknik untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang penggunaannya tergantung dari macam kecemasannya.

5. Kepercayaan Diri

Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang memadai.

6. Komunikasi

Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya antara atlet dengan pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih jauh adalah berkurangnya kepercayaan atlet terhadap pelatih.

7. Konsentrasi

Konsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu obyek tententu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi. Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi pertandingan, maka akan timbul berbagai masalah.

8. Evaluasi diri

Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan yang terjadi pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun saat ini. Dengan bekal pengetahuan akan keadaan dirinya ini maka pemain dapat memasang target latihan maupun target pertandingan dan cara mengukurnya.

Kegunaan lainnya adalah untuk mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukannya, sehingga memungkinkan untuk mengulangi penampilan terbaik dan mencegah terulangnya penampilan buruk (Sumber, terlapir).

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelindung dalam olahraga

Fakor Prilaku Olahraga