Pingsan dan kejang dalam olahraga
Pingsan dan kejang dalam olahraga
1. Pengertian Pingsan
Pingsan merupakan
Kehilangan kesadaran ini diikuti dengan melemahnya kerja otot sehingga
penderita jatuh. Pingsan disebabkan oleh aliran darah ke otak berkurang.
Kekurangan aliran darah dimungkinkan oleh beberapa faktor, gagal jantung,
pembuluh darah tidak mampu menjaga tekanan darah ke orak, tidak cukup darah,
atau bisa karena ketiga alasan.menurut Giam & Teh (1992: 242) pingsan
adalah keadaan kehilangan kesadaran yang bersifat sementara dan singkat, di
sebabkan oleh berkurangnya aliran darah, oksigen, dan glukosa. Hal merupakan
akibat dari
a. Aktivitas fisik
yang berat sehingga mennyebabkan deposit oksigen sementara.
b. Pengaliran darah
atau tekanan darah yang menurun karena pendarahan hebat.
Menururt Kartono Mohammad
(2001: 96-99) ada beberapa macam penyebab pingsan yaitu:
a. Pingsan biasa
(saimple fainting)
Pingsan jenis ini
misalnya dijumpai pada orang-orang berdiri berbaris diterik matahari, atau
orang yang anemia (kurang darah), lelah, takut, tidak tahan melihat darah.
b. Pingsan karena
panas (heat exhaustion).
Pingsan jenis ini terjadi
pada orang-orang sehat bekerja ditempat yang sangat panas.
Penanganan pingsan yang
dilakukan menurut Hardianto Wibowo (1995: 36) sebagai berikut:
a. Menyadarkan
olahragawan
Mengeluarkan atau membawa
olahragawan ke tempat yang tenang dengan posisi terlentang dan kepala tanpa
bantal.
b. Melakukan
pemeriksaan dengan lebih teliti lagi mengenai refleks pupil. Jika ditemukan
antara pupil mata kanan dan kiri (anisokur) ini berarti bukan semata-mata gegar
ringan tetapi dalam keadaan gawat.
Pingsan atau yang dalam
bahasa kedokteran disebut sinkop/syncope, adalah suatu keadaan di mana terjadi
kehilangan kesadaran dan postur tubuh (menyebabkan penderita jatuh) secara
sementara. Pingsan merupakan suatu gejala dan bukan penyakit, sehingga pada
kasus pingsan harus diketahui penyebab pingsan tersebut. Pingsan yang terjadi
pada seseorang dapat merupakan gejala yang ringan sampai gejala yang mengancam
jiwa. Dengan demikian, perlu diketahui tanda-tanda pingsan yang membahayakan
jiwa.
2.Gejala
Gejala pingsan terjadi
dan timbul secara mendadak, dan biasanya menyebabkan trauma (akibat kehilangan
postur tubuh dan pasien jatuh). Kehilangan kesadaran terjadi sementara dalam
waktu detik hingga menit dan kemudian penderita akan kembali sadar. Pada
beberapa kasus pingsan, terdapat gejala awal yang mendahului hilangnya
kesadaran. Gejala awal yang dapat terjadi adalah mual, berkeringat, merasa
berdebar-debar, pucat atau penglihatan kabur (menjadi gelap dan hitam atau
menjadi putih). Gejala pingsan yang disebabkan oleh penyakit jantung akan
memberikan gejala berupa nyeri dada, nyeri perut bagian ulu hati
(epigastrium)nafas, kelelahan terutama bila beraktivitas.
3.Penyebab
Banyak hal yang dapat
menyebabkan pingsan pada seseorang. Secara umum, penyebab pingsan dapat dibagi
dalam 3 kategori, yaitu sistem kardia (jantung), non-kardiovaskular, dan penyebab
yang tidak diketahui.
Kelainan jantung
menyebabkan pingsan karena tidak cukupnya aliran darah menuju ke otak yang
bersifat sementara. Gangguan aliran darah ini biasanya disebabkan saat tekanan
darah yang rendah atau hipotensi. Organ jantung yang berfungsi untuk memompa
darah, tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen otak. Gangguan kerja jantung
dapat disebabkan karena adanya penyempitan atau sumbatan pada aliran darah,
gangguan otot jantung, atau gangguan irama jantung (denyut jantung terlalu
cepat atau terlalu lambat).
Irama jantung yang
terlalu lambat (bradikardia) umumnya disebabkan oleh faktor usia dan efek
samping obat-obatan. Sementara pingsan akibat irama jantung terlalu cepat
(takikardia) biasanya disebabkan karena riwayat penyakit jantung dan dapat
mengancam jiwa. Penyempitan katup jantung seperti penyempitan katup aorta
(pembuluh darah besar yang keluar dari jantung) dan pembesaran otot jantung
(hipertrofi kardiomiopati) dapat menyebabkan pingsan pada seseorang akibat
darah terhambat saat akan keluar dari jantung. Penyempitan katup jantung
disebabkan oleh kelainan bawaan, proses penuaan, atau penyakit
rematik jantung.
Sebagian besar kasus
pingsan yang terjadi disebabkan oleh penyebab non-kardia. Pingsan akibat
gangguan dari kemampuan pembuluh darah untuk menyempit dan melebar (vasomotor)
merupakan penyebab umum yang terjadi. Bila ada suatu rangsangan atau stimulus
tertentu pada saraf vagus (salah satu saraf kranial, saraf yang keluar dan
masuk ke otak), maka akan mengakibatkan hipotensi pada seseorang.
Beberapa rangsangan dapat
merangsang reflex vasomotor, seperti berdiri terlalu lama, atau terpapar panas
yang berlebihan, nyeri yang hebat, berada di tempat keramaian, atau melihat
darah. Pingsan yang disebabkan oleh reflex vasomotor umumnya dapat kembali
sadar karena setelah pingsan dan jatuh, gravitasi tidak lagi menarik darah ke
kaki. Sebelum seseorang pingsan, ada beberapa gejala yang dapat dirasakan
seperti, pucat, berkeringat, kepala terasa ringan, mual, berkeringat, telinga
berdengung, atau penglihatan menjadi gelap.
Perubahan posisi yang
mendadak, seperti berdiri tiba-tiba dari posisi
duduk, dapat menyebabkan pingsan (hipotensi ortostatik) karena
kegagalan pembuluh darah untuk menyempit sehingga darah banyak terkumpul di
kaki dan otak mengalami kekurangan darah. Keadaan ini umumnya disebabkan oleh
dehidrasi, diabetes mellitus (kencing manis), dan obat-obatan seperti obat
pelebar pembuluh darah, dan obat diuretik (obat yang menyebabkan produksi urin
meningkat).
Gangguan organ yang dapat
menyebabkan pingsan antara lain sistem saraf, gangguan mental, gangguan
paru-paru, dan metabolisme tubuh. Pingsan akibat gangguan saraf paling sering
terjadi pada kasus kejang. Biasanya akan disertai denga gerakan tubuh yang
menghentak, atau gejala aura (gejala yang timbul mendahului gejala kejang,
seperti melihat kilatan cahaya, atau mencium bebauan tertentu). Penyakit stroke
jarang menyebabkan hilang kesadaran kecuali mengenai pusat kesadaran di otak.
Gangguan metabolisme juga jarang menyebab pingsan. Beberapa gangguan yang
menyebabkan pingsan adalah rendah kadar gula darah (hipoglikemia), dan gangguan
persediaan oksigen ke otak (hipoksia).
Pingsan dapat juga
terjadi pada wanita hamil. Gejala pingsan yang terjadi pada wanita hamil
umumnya disebabkan karena penekanan pembuluh-pembuluh darah besar saat
kehamilan di arena hipotensi ortostatik. Serangan pingsan atau hilang kesadaran
yang berulang tanpa sebab jelas dapat juga disebabkan oleh gangguan psikologi
atau tindakan untuk mencari perhatian. Umumnya pada keadaan ini, serangan
pingsan terjadi pada saat situasi yang tidak mengenakan penderita (seperti saat
berdebat, atau akan menjalani sesuatu yang berat). Pada penderita yang
benar-benar menglamai pingsan, penderita tidak akan ingat dengan pasti kejadian
saat jatuh ke tanah. Karena pingsan dapat mengancam jiwa, maka harus diketahui
beberapa bentuk pingsan yang berbahaya, seperti:
Pingsan yang terjadi saat
berolahraga;
Pingsan
yang dihubungkan dengan rasa deg-degan (palpitasi) atau denyut jantung yang
tidak beraturan;
Pingsan
pada seseorang dengan riwayat pingsan berulang atau kematian mendadak pada
keluarganya;
Pingsan
yang didahului dengan nyeri dada, dan sesak nafas ;
Pingsan
yang didahului dengan gejala nyeri kepala hebat, pandangan menjadi dua atau
double, gangguan koordinasi tubuh, dan gangguan berbicara.
Beberapa faktor risiko
yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami pingsan, yaitu jarang
berolahraga, kegemukan atau obesitas, merokok, minum alkohol berlebihan, dan
penggunaan obat-obatan secara sembarang.
4.Pengobatan
Pengobatan pada penderita
gejala pingsan berdasarkan penyebab dari pingsan itu sendiri. Untuk mengetahui
penyebab dan penyakit yang mendasari pingsan, beberapa pemeriksaan umumnya
dilakukan oleh dokter. Mulai dari menggali riwayat pasien (anamnesis),
pemeriksaan fisik (pemeriksaan tekanan darah dan lainnya), dan pemeriksaan
penunjang (seperti rekam jantung, USG jantung, CT scan otak, pemeriksaan darah
dan lainnya).
Bila ragu apakah gejala
pingsan yang terjadi berbahaya atau tidak, tindakan yang tepat adalah memanggil
bantuan medis dan segera berkonsultasi ke dokter. Pingsan yang disebabkan oleh
jantung dapat menggunakan obat-obatan ataupun tindakan lain, seperti pemasangan
alat pacu jantung pada pasien dengan gangguan irama denyut jantung.
Bila mengetahui penyebab
dari gejala pingsan, tindakan yang dapat dilakukan adalah menghindari
keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan gejala pingsan. Bila gejala pingsan
timbul saat ada perubahan posisi tubuh yang mendadak, maka penderita dapat
mengantisipasi dengan melakukan perubahan posisi secara perlahan dan diberikan
beberapa detik sebelum berubah posisi lagi.
Pada kasus pingsan yang
terjadi akibat terpapar panas yang berlebihan, pasien secepatnya dipindahkan ke
tempat yang sejuk dan diberikan cairan pengganti bila penderita sudah sadar.
Beberapa cara menurunkan suhu tubuh pasien adalah melepas pakaian dan penderita
dibaringkan miring. Selain itu dapat diberikan kompres dingin pada daerah
perut, ketiak, dan leher. Penggunaan kipas angin atau udara dingin efektif
menurunkan suhu tubuh penderita. Hal penting yang diperhatikan adalah menjaga
agar penderita tidak menggigil.
Pencegahan yang dapat
dilakukan pada orang yang mengalami pingsan adalah mencegah dehidrasi dengan
minum air yang cukup, dan menghindari penyebab pingsan, misal kelelahan atau
kepanasan. Pada beberapa kasus pingsan yang didahului gejala-gejala lain, bila
gejala tersebut muncul, penderita dapat segera berbaring telentang dan
menaikkan kaki sehingga lebih tinggi daripada posisi kepala.
Kasus pingsan yang
disebabkan oleh panas, dapat dicegah dengan mengurangi paparan panas dan
meningkatkan asupan cairan sebelum, selama dan setelah terpapar panas. Cairan
yang dikonsumsi sebaiknya mengandung elektrolit yang seimbang. Cairan yang
hanya mengandung air (H2O) dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit.
Pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah menghindari faktor-faktor risiko
berupa jarang berolahraga, kegemukan atau obesitas, merokok, minum alkohol
berlebihan, dan penggunaan obat-obatan secara sembarang.
2. Pengertian
Kejang
Kejang dapat terjadi
ketika otot digunakan secara berlebihan dan lelah, terutama jika kewalahan atau
jika telah diadakan di posisi yang sama untuk jangka waktu lama. Akibatnya, sel
otot kehabisan energi dan cairan dan menjadi hyperexcitable dan kemudian mengembangkan
kontraksi kuat. Kejang ini mungkin melibatkan bagian dari otot, otot
keseluruhan, atau bahkan otot-otot yang berdekatan.
Komentar
Posting Komentar